Aug 5, 2010

Keamanan Facebook Dikhawatirkan setelah Data 100 Juta Pengguna Boco

Rincian pribadi lebih dari seperlima pengguna Facebook - diperkirakan telah mencapai 500 juta pengguna - telah bocor ke internet. Para pengamat menyoroti kekhawatiran atas soal privasi itu.

Daftar, yang telah diterbitkan dalam sebuah file yang dapat diunduh, itu berisi URL dari setiap profil pengguna Facebook, nama dan ID unik mereka.

Pengamat memperingatkan bahwa daftar itu, yang dipublikasikan oleh Pirate Bay, situs berbagi file terbesar di dunia, mempengaruhi lebih dari 100 juta pengguna di situs jaringan sosial itu.

Pada hari Rabu, daftar itu menyebar dengan cepat di internet dan telah didistribusikan dan diunduh oleh lebih dari 1.000 pengguna, menurut BBC. Salah satu pengguna menggambarkan daftar itu sebagai "mengagumkan dan sedikit menakutkan".

Namun publikasi itu memprovokasi kepedulian dari para ahli privasi yang mengatakan hal itu membuktikan bahwa masalah pengaturan privasi Facebook yang membingungkan masih ada.

Mereka khawatir banyak pengguna, yang tidak tahu rincian data mereka masih bisa dicari di situs web, akan marah terhadap kebocoran itu.

Tetapi Facebook membela pengaturan privasinya dan menyangkal data pribadi pengguna telah bocor. Perusahaan mengatakan informasi itu memang sebelumnya telah tersedia.

Minggu lalu Facebook mencapai 500 juta anggota - setara dengan delapan persen dari populasi dunia. Jika Facebook itu adalah negara, 500 juta anggotanya akan membuatnya menjadi negara terbesar ketiga di dunia.

Daftar itu dibocorkan ke situs oleh Ron Bowles, seorang konsultan keamanan online, yang dilaporkan menggunakan kode sederhana untuk mengumpulkan data dari situs itu.

Dia mengatakan kepada media penyiaran bahwa dia menerbitkan data itu untuk menyoroti isu-isu privasi.

Simon Davies, dari Privacy International, sebuah kelompok kampanye, mengatakan pengkoleksian data itu membuktikan kekacauan pengaturan privasi Facebook.

"Facebook seharusnya telah mengantisipasi serangan ini dan melakukan langkah-langkah untuk mencegahnya," katanya.

Dalam pernyataan kepada BBC, Facebook mengatakan informasi dalam daftar itu sudah tersedia secara bebas di online.

"Orang-orang yang menggunakan Facebook memiliki informasi mereka sendiri dan memiliki hak untuk berbagi apa yang mereka inginkan, dengan siapa mereka inginkan, dan kapan mereka inginkan," kata juru bicara Facebook.

"Dalam hal ini, informasi yang telah disetuju tampil di publik dikumpulkan oleh seorang peneliti tunggal dan sudah ada di Google, Bing, mesin pencari lainnya, serta di Facebook.

"Tidak ada data pribadi tersedia atau telah dikompromikan," ujarnya.

0 comments:

Post a Comment