Aug 14, 2009

Raksasa Koperasi Macan Asia

Raksasa Koperasi Macan Asia

Husni Rasyad

Karena perkembangan industrinya yang melesat bak meteor, Korsel masuk dalam kelompok empat macan Asia. Namun, Negeri Ginseng ini tidak pernah mengabaikan sektor pertanian, yang tumbuh pesat karena peranan koperasi.

Ketika meraih kemerdekaannya, 15 Agustus 1945, Korea Selatan (Korsel) adalah negara miskin. Terlebih, pada 1950 sampai 1953 meletus perang Korea yang dahsyat. Namun, setelah itu Korsel bangkit dengan pertumbuhan ekonomi yang mencengangkan, dan masuk dalam urutan ke-12 negara-negara dengan pertumbuhan paling tinggi di dunia.

Ekonomi Korsel memang sempat ikut terguncang oleh krisis financial Asia 1997. Namun, pada 1998 sudah bangkit dengan pertumbuhan 6,5 persen dan melesat sampai 10 persen pada 2000. Pada 2007, perdapatan perkapita negara berpenduduk 48,29 juta jiwa itu, menembus angka 20 ribu dolar AS. Di level percaturan dunia, putra Korsel, Ban Ki-Moon, kini menjadi Sekjen PBB.

Koperasi memainkan peran cukup penting dalam pertumbuhan ekonomi Korsel. Kendati laju pertumbuhan itu dipacu oleh sektor industri, perkembangan sektor industri sendiri ditopang oleh sektor pertanian yang tangguh. Nah, ketangguhan sektor pertanian inilah, yang hampir sepenuhnya didorong oleh koperasi.

Dengan peran koperasi, pertanian Korsel tumbuh menjadi sebuah industri (agribisnis), mengimbangin perkembangan industri manufaktur. Pada perkembangan selanjutnya, koperasi mampu mengintegrasikan sektor pertanian dengan keuangan, dengan mengusung visi “Korean’s number one agricultural marketing and financial group”. Faktanya, di tahun 2007 ini, koperasi petani memang menguasai pangsa pasar agribisnis, dan lembaga keuangannya mampu sejajar dengan lembaga keuangan lain yang berada di level atas.

Gerakan koperasi di Korsel, memiliki sejarah panjang. Akarnya adalah kelompok-kelompok masyarakat yang umumnya dibentuk oleh petani, seperti Dure, Pumasi, Kye dan Hangyack. Pada 1907, muncul kelompok masyarakat yang membentuk Kwang-ju, sebuah lembaga keuangan lokal yang bekerja dengan sistem koperasi, tepatnya koperasi kredit pedesaan (credit union) yang dikembangkan di Jerman.

Pada 1958 berdiri koperasi-koperasi pertanian, menyusul terbitnya Undang-undang Koperasi Pertanian pada 1957. Setelah kudeta militer pada 1961, pemerintah memfasilitasi berdirinya National Agricultural Cooperative Federation (NACF), sebagai sekunder koperasi-koperasi pertanian. NACF.

NACF langsung bekerja membina koperasi-koperasi pertanian yang menjadi anggotanya. Dari sini diketahui, bahwa dari 20 ribu koperasi, hanya 105 koperasi yang kondisi keuangannya lumayan bagus. Lantas, dilakukan restrukturisasi pada koperasi-koperasi yang ada, hingga pada 1968 tinggak 16.089 koperasi yang aktif dan layak dikembangkan.

Namun, karena setiap koperasi memiliki skala usaha yang kecil, maka mereka diarahkan untuk merger. Proses merger yang berlangsung pada 1969 sampai 1973, akhirnya menghasilkan 1.500 koperasi primer, yang benar-benar kuat.

Pada saat yang sama, NACF juga mulai aktif merintis bisnis yang mengarahkan usaha pertanian menjadi agribisnis. Karena itu, di level primer, koperasi-koperasi juga diarahkan untuk menangani berbagai kegiatan usaha terkait, mulai dari kredit pertanian, pengadaan pupuk dan input pertanian lainnya.

Kegiatan agribisnis di tingkat koperasi primer, mulai berjalan cepat ketika diluncurkan program pengelolaan mesin-mesin pertanian secara bersama pada 1977, yang bernama Saema-eul Project. Sementara NACF melangkah lebih jauh, dengan memberikan pelayanan asuransi, perdagangan domestic dan pemberian pinjaman jangka menengah dan panjang pada koperasi primer.

Demikian seterusnya. Langkah pengembangan bisnis yang dilakukan NACF, selalu sejalan dengan pengembangan di level primer. NACF juga aktif melakukan lobi kepada pemerintah, agar mengeluarkan kebijakan yang mendukung sektor pertanian. Terlebih setelah diberlakukan perdagangan bebas.

Pada 1991,koperasi pertanian Korsel melancarkan aksi besar-besaran menetang impor beras yang harganya lebih murah. Mereka berhasil menghimpun 13 juta tanda tangan petani di seluruh negeri, hanya dalam waktu 42 hari. Keberhasilan ini tercatat dalam Guinness Book of Record sebagai pengumpul tanda tangan terbanyak dalam waktu singkat.

Aksi tersebut, bukan hanya di lakukan di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, terutama di tempat-tempat berlangsungnya pertemuan yang membahas pasar bebas, seperti di Genewa pada 1993, sebagai lanjutan Putaran Uruguay (1980).

Tapi, tentu saja, kegiatan lobi dan aksi tersebut, tidak mengendurkan langkah strategis koperasi pertanian dalam mengembangkan bisnisnya. Sekarang, dengan payung NACF, koperasi pertanian, sudah merambah ke berbagaibidang bisnis, dan hampir semuanya memiliki skala besar, termasuk di sektor perbankan.

Pada 1994, pemerintang mengamandemen Undang-undang Koperasi Pertanian, dengan memisahkan usaha yang bersifat keuangan dengan non-keuangan. Namun, justru setelah pemisahan itu diketahui, bahwa NACF merupakan lembaga keuangan kedua tersebar di Korsel, dengan simpanan mencapai 101 miliar dolar AS. Di subsektor keuangan seperti asuransi, NACF juga masuk dalam jajaran terbesar.

Terlebih di bisnis yang berhubungan dengan sektor pertanian secara langsung, mulai dari industri pabrik pupuk dan sarana prodyuksi pertanian lain, sampai jaringan pemasaran. NACF, yang sekarang menghimpun 1.380 koperasi pertanian, memiliki kantor cabang di luri negeri, yaitu Jepang, Amerika Serikat, dan untuk kawasan Eropa ditempatkan di Belgia.

//Konglomerasi Koperasi//

Koperasi pertanian Korea Selatan, tak pelak lagi, telah tumbuh sebagai kekuatan ekonomi, dengan jaringan bisnis dan aktivitas luas yang membentuk semacam konglomerasi. Berikut adalah lembaga dan perusahaan yang bergerak di bawah kibaran bendera NACF:

  1. Agricultural Cooperative Collage. Berdiri pada 1962, untuk meningkatkan kemampuan para petani dan para pengurus atau karyawankoperasi pertani. Lembaga pendidikan ini juga kerap mendidik peserta dari luar negeri.
  2. The Farmer News Paper. Koran petani yang sudah terbit sejak 1964, berisi tentang berbagai hal menayngkut pertanian, sekaligus sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi petani. Selain, Koran, NAFC juga kemudian menerbitkan majalah bulanan Rural Lives dan Children Garden, serta sejumlah buku tentang agribisnis.
  3. The Namhae Chemical Corp. Salah satu pabrik pupuk terbesar di Korsel, dan memainkan peran penting dalam pembangunan sektor pertanian negeri itu. Perusahaan ini juga melakukan berbagai kegiatan penelitidan dan pengembangan, dan menjadi suplayer terbesar untuk berbagai input pertanian.
  4. The KACM. Dibentuk sebagai untuk mengantisipasi perkembangan agrobisnis yang berubah cepat. Perusahan ini membangun jaringan distribusi bernama Hanaro Clubs dan supermarket, yang menjamin kelancaran penjualan berbagai komoditi yang dihasilkan anggota koperasi. Di luar KCAM, ada juga koperasi yang khusus bergerak di jalur distribusi, yaitu Agricultural Cooperative Daegu Gyeongbuk Marketing Co., dan Agricultural Cooperative Chungbuk Mrketing Co.
  5. The Korean Agriculture Cooperative Trade Co. Ltd. (KACT). Perusahaan ini khusus menangani ekspor dan impor berbagai komoditi pertanian. KACT memainkan peran penting dalam mengembangkan sektor pertanian Korsel dalam menghadapi liberalisasi ekonomi.
  6. Nongyhup Tour. Dengan mengusung semboyan “nong-do-bul-ri (kota dan desa adalah satu), perusahaan ini memfasilitasi kegiatan tour sambil memberikan pelatihan agribisnis.
  7. The NAFF Future Corporation. Memberikan jasa konsultasi investasi, dan menjadi pialang untuk perdgangan berjangka (futures trading) di Korean Futures Trading. Berparan dalam menstabilkan harga komoditi di pasar.
  8. Korean Coop Agro Inc. Industri yang menghasilkan kertas dan dus untuk kemasan komoditi pertanian, kualitas tinggi. Dijual kepada anggota dengan harga bersaing.
  9. Nongyhup Korean Insam Co. Industri pengolahan ginseng, yang menampung ginseng dari anggota koperasi.
  10. Korean Samyhup, Ltd. Perushaan hasil patungan NACF dengan Ginseng Cooperative, yang menghasilkan pupuk kualitas tinggi untuk tanaman ginseng dan tanaman lainnya.
  11. Nongyhup Feed Inc. Industri pengolahan makanan, mengauasai 15 pesen pangsa pasr produkmakanan Korsel.
  12. Nongyhup CA Asset Management. Hasil patungan dengan perusahaan terkemuka, Credit Agricole S.A. of France, bergerak di bidang layanan jasa trust management dan investasi, dengan standar internasional.
  13. Agricultural Cooperative Asset Management Co. Ltd. Dibentuk untuk membantu kegiatan restrukturisasi keuangan koperasi pertanian.

0 comments:

Post a Comment