Aug 5, 2010

Mengatasi Burnout Saat Kerja


Pekerjaan sering membuat karyawan mengalami letih fisik dan psikis. Menurut psikolog Kristi Poerwandari, kondisi yang dikenal dengan istilah "burnout" ini kerap dialami oleh sebagian besar karyawan.

Burnout, kata Kristi, bersifat psikobiologis yaitu beban psikologis mempengaruhi tampilan fisik. Karyawan yang terjangkit merasakan mudah pusing, gampang sakit, dan sulit berkonsentrasi. "Biasanya bersifat kumulatif," katanya. Maka "penyakit" ini tidak mudah disembuhkan. Tapi jika hal ini dibiarkan, lanjut Kristi, dapat mengganggu kinerja dan tekanan bagi rekan kerjanya.

Apa yang menyebabkan burnout? Menurut Kristi, kondisi ini dipicu oleh situasi kerja yang tidak sesuai dengan harapan. Hak dan tanggung jawab tidak jelas, serta benturan peran dengan rekan lain juga berkontribusi munculnya burnout. "Beban bertambah, tuntutan kerja yang berat tapi tidak ada penghargaan juga menjadi pemicu," kata Kristi menambahkan.

Pemimpin, Kristi melanjutkan, juga bisa menjadi penyebab burnout. Kalaupun bukan menjadi penyebab, pemimpin kerap memperparah situasi. Kondisi ini diperparah jika si karyawan tidak mendapatkan dukungan sosial dari keluarga atau teman.

Kristi menyarankan institusi tempat si karyawan bekerja berkewajiban mencegah atau meminimalkan burnout. Pemimpin diharapkan lebih terbuka dan membuka komunikasi yang santun dengan karyawan. "Begitu pula karyawan kepada atasannya," kata Kristi.

Jika karyawan sulit berkomunikasi dengan atasan, Kristi menyarakan si karyawan mengembangkan mekanisme pribadi dan lingkungan kerja terdekat untuk meminimalkan atau mengatasi masalah.


Tips Mencegah Burnout


1. Mengelola beban kerja secara realistis.
2. Gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, tidur yang cukup, olahraga.
3. Menjaga hubungan dengan orang-orang dekat sebagai kelompok dukungan.
4. Mengurangi ketegangan dengan latihan relaksasi, pernapasan
5. Mengatur ritme aktivitas yang mengakibatkan stres. Misalkan menyelipkan mengobrol santai di tengah padatnya rapat dan lobi.
6. Memanfaatkan waktu istirahat untuk mengembalikan energi seperti ngobrol dengan teman dekat, nonton drama-komedi, duduk di depan kolam ikan, atau melakukan hobi.

0 comments:

Post a Comment