(Foto: newyorkdailynews)
Semakin lama seseorang berselancar di dunia maya, semakin rendah tingkat kebahagiaanya. Demikian menurut studi terbaru yang dilakukan peneliti dari Great Britain.
Penelitian dilakukan dengan menganalisa penggunaan internet dan level depresi terhadap lebih dari 1.000 partisipan berumur 16-51 tahun. Menurut peneliti dari Leeds University, sebanyak 1,2 persen partisipan tergolong 'pecandu internet'.
Pecandu internet ini biasanya menghabiskan waktunya untuk membuka situs-situs online seperti situs komunitas dan game. Mereka juga lebih banyak melakukan browsing terhadap situs-situs yang berbau seksual.
Hasil studi menunjukkan, partisipan yang tergolong pecandu internet cenderung mengalami gejala-gejala depresi seperti mudah gelisah, tegang, tidak nyaman dan lainnya.
"Kami menemukan hubungan antara lamanya waktu menggunakan internet dengan level depresi. Perasaan sedih atau senang ternyata sangat erat kaitannya dengan seberapa besar ketergantungan seseorang terhadap internet," kata Carriona Morrison dalam Journal Psychopathology, seperti dilansir Newyorkdailynews, Jumat (5/2/2010).
Beberapa orang menggunakan internet sebagai media pelepas stres, tapi banyak yang tidak sadar bahwa kegiatan itu justru membuatnya tambah depresi.
"Sebagian orang pergi online karena ingin melepas beban atau stres dengan cepat. Mereka pikir daripada mengeluarkan tenaga untuk keluar dan bertemu orang-orang, lebih baik mereka berinteraksi dari dunia maya. Mereka merasa sangat senang dengan cara seperti itu, tapi mereka tidak sadar ada bahaya yang mengancam dari kebiasaannya itu," ujar psikolog Jean Cirillo.
Meski demikian, peneliti belum bisa memastikan apakah faktor internet yang menyebabkan depresi ataukah memang orang depresi itu ketergantungan pada internet.
"Yang jelas, penggunaan internet berlebih harus jadi peringatan munculnya risiko depresi dan penyakit lainnya," kata Cirillo.
0 comments:
Post a Comment